Jumat, 27 Januari 2017

HAFALAN IMAM AL-SYAFII (w. 204 H.)



1. Imam al-Syafii (w. 204 H.) sudah hafal Al-Qur'an sejak usia 7 tahun. Beliau menonjol dibanding ulama yang hafal Al-Qur'an di usia kanak-kanak lainnya karena beliau tak sekadar hafal tapi juga sudah faham dan mengamalkan.

2. Dikisahkan, Imam al-Syafii menutup sebelah halaman Al-Qur'an saat menghafalkannya, karena kalau sampai terlihat akan langsung terhafalkan dua halaman sekaligus karena cepat dan kuatnya daya tangkap memori beliau. Beliau mengkhawatirkan hal itu sebabkan hafalannya tidak mutqin.

3. Meski daya ingat beliau sangat hebat, beliau masih merasakan betapa hafalannya buruk sampai meminta solusi kepada gurunya, imam Waki'. Apakah yang dimaksud hafalan yang buruk menurut beliau? Hafalan seperti apa yang tidak dapat diraih dengan kekuatan otak yang hebat?

4. Imam Waki' guru yang cerdas. Ia mengetahui bahwa yang ditanyakan muridnya bukanlah tentang hafalan biasa. Tapi cahaya Allah. Cahaya di atas cahaya.

5. Yaitu hafalan yang hanya dapat diraih dengan meninggalkan maksiat. Tidak dengan yang lain.

6. Imam al-Syafii muda melakukan muhasabah. Mengingat-ingat dosa apa yang telah dilakukannya baik yang sengaja maupun yang tidak disengaja sampai merusak hafalan. Lalu beliau ingat pada suatu hari tak sengaja melihat telapak kaki seorang akhwat yang melintas di hadapannya.

Walaahu A'lam
Deden Muhammad Makhyaruddin
Indonesia Murojaah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar