Kamis, 06 November 2014

Al Fathihah


(Penulisan ayat, sampai dengan tafsir boleh direvisi)


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ  (1 


1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].



[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.



ب

:

حرف جر

إستعانة

مبني على الكسر



Dengan
P – prefixed preposition bi
N – genitive masculine noun

اسم

:

مجرور بالباء

جر

كسرة

اسم مفرد

Nama
PN – genitive proper noun → Allah

الله

:

مضاف اليه

جر

كسرة

اسم مفرد

Alloh

Genitive proper noun

الرحمان

:

صفة لـ"الله"

جر

كسرة

اسم مفرد

Pengasih
genitive masculine singular adjective

الرحيم

:

صفة لـ"الله"

جر

كسرة

اسم مفرد

Penyayang
genitive masculine singular adjective
(i'rob ditulis oleh guru kami)




Al Ibris (Kh Bisri Musthafa)

Surat Fatihah iku arane surat makiyyah (tumurune ana ing Makkah) ana kang ngarani madaniyyah, ayate akehe pitu. Fatihah iki artine: Buka'an. Surah iki kejobo di arani surah Fatihah ugi diarani Ummul Kitab. Artine: Ibune Kitab (Al Qur'an). Tegese isine Al Qur'an kabeh iku wus di Kumpulaken ana ingin surah iki. Ugo diarani "Assab'u Matsani" artine ayat pitu kan den bolan-baleni. Diarani menkono jalaran sak jerunE shalat surah fatihah iku paling sitik diwoco ping loro. Wallahu A'lam


(Dr. Zohurul Hoque)

"In the name of Allah, the Entirely Merciful, the Especially Merciful." (1)
Surah Fatihah, as the name indicates, is the Opening Chapter of the Holy Qur-an. The "Opt repeated seven verses" (15:87) of this chapter are recited many times everyday during the Salat or daily Prayers. This chapter is also called Umm al-Kitab or the Gist of the Book, that means, it contains the sum and substance of the Holy Qur-an

The Author of the Holy Qur-an, while revealing His identification, said that His name is "Allah". Then He mentioned what or who He is. He mentioned that He is the "Rabb" or the Creator (and Sustainer) of the whole universe. Thereafter He mentioned that He is the "Rahman" i.e. the Provider of Sustenance for His creation. Then He said, He is the "Rahim" i.e. Most Rewarding for the activities of His creatures; and at the same time He said that He is "Malik" i.e., Master of Judgment for the good and bad deeds done by mankind.

Allah, by disclosing His identity to man, was so kind as to teach him that man should worship Him alone, and should seek His help for fulfillment of all his desires. Let his life be straight and upright, and may he be protected from falling into pitfalls.
[I seek refuge with Allah, from the Shaitan, the driven away.]

(1)With the name of Allah, most Gracious, most Rewarding



Tafsir Jalalain:  Syaikh JALALUDDIN AS-SUYUTHI & JALALUDDIN MUHAMMAD IBNU AHMAD AL-MAHALLY

  "سُورَة الْفَاتِحَة" مَكِّيَّة سَبْع آيَات بِالْبَسْمَلَةِ إنْ كَانَتْ مِنْهَا وَالسَّابِعَة صِرَاط الَّذِينَ إلَى آخِرهَا وَإِنْ لَمْ تَكُنْ مِنْهَا فَالسَّابِعَة غَيْر الْمَغْضُوب إلَى آخِرهَا وَيُقَدَّر فِي أَوَّلهَا قُولُوا لِيَكُونَ مَا قَبْل إيَّاكَ نَعْبُد مُنَاسِبًا لَهُ بِكَوْنِهَا مِنْ مَقُول الْعِبَاد 

(1)(surat Alfatihah "Makiyyah: tujuh ayat dengan Basamlah. Jika "Basmalah" masuk dalam surah. Maka Ayat yang ke tujuh adalah " صِرَاط الَّذِينَ إلَى آخِرهَا

Jika tidak terdapat Basmalah di dalamnya maka ayat ketujuhnya adalah  غَيْر الْمَغْضُوب إلَى آخِرهَا
Lafadz Quuluu dikira-kirakan pada awal Surah karena terdapat firman yang berada sebelum lafadz Iyyaka Na'budu sesuai dengan apa yang diucapkan para hamba) 


***

Dr.Quraish Shihab (Al Mishbah)
Surah al-Fatihah terdiri dari 7 ayat. Dinamakan surah al-Fatihah, yang berarti 'permulaan'.

Surah al-Fatihah adalah 'Mahkota Tuntunan Ilahi'. Dia adalah 'Ummul Qur'an' atau 'Induk al-Quran'. Banyak nama yang disandangkan kepada awal surah al-Quran itu. Tidak kurang dari dua puluh sekian nama. Dari nama-nama itu dapat diketahui betapa besar dampak yang dapat diperoleh bagi pembacanya. Tidak heran jika doa dianjurkan agar ditutup dengan al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin atau bahkan ditutup dengan surah ini.

Dari sekian banyak nama yang disandangnya, hanya tiga atau empat nama yang diperkenalkan oleh Rasul saw. Pada masa beliau dikenal al-Fatihah, Ummul Kitab (Induk Kitab) atau Ummul Qur'an (Induk al-Qur’an) dan as-Sab’ al Matsani (Tujuh ayatnya diulang-ulang).

Banyak hadits Nabi saw yang menyebut nama al-Fatihah, antara lain: "Tidak ada (tidak sah) shalat bagi yang tidak membaca Fatihah al- Kitab," (HR Bukhri, Muslim, dan perawi lainnya.)

Kata fath yang merupakan akar kata nama ini berarti menyingkirkan sesuatu yang terdapat pada suatu tempat yang akan dimasuki. Tentu saja bukan makna harfiah itu yang dimaksud. Penamaannya dengan al-Fatihah karena ia terletak pada awal al-Qur’an dan karena biasanya yang pertama memasuki sesuatu adalah yang membukanya. Kata fatihah di sini berarti awal al-Qur'an.

Surah ini awal dari segi penempatannya pada susunan al-Qur'an, bukan seperti dugaan segelintir kecil ulama bahwa ia dinamai demikian karena surah ini adalah awal surah al-Quran yang turun. Kita juga dapat berkata bahwa al-Fatihah adalah Pembuka yang sangat agung bagi segala macam kebajikan.

(Tafsir depag: disusun oleh sebuah tim yang dibentuk oleh Menteri Agama)
"Dengan menyebut nama Allah", maksudnya "dengan menyebut nama Allah saya baca atau saya mulai". Seakan-akan Nabi berkata: "Saya baca surah ini dengan menyebut nama Allah, bukan dengan menyebut nama saya sendiri, sebab dia wahyu dari Tuhan, bukan dari saya sendiri. Maka basmalah di sini mengandung arti bahwa Alquranul Karim itu wahyu dari Allah, bukan karangan Muhammad saw. dan Muhammad itu hanyalah seorang pesuruh Allah yang dapat perintah menyampaikan Alquran kepada manusia. 

Pemakaian kata "Allah" 

"Allah" nama bagi Zat yang ada dengan sendiri-Nya (wajibul wujud). Kata "Allah" itu hanya dipakai oleh bangsa Arab kepada Tuhan yang sebenarnya, yang berhak disembah, yang mempunyai sifat-sifat kesempurnaan. Mereka tidak memakai kata itu untuk tuhan-tuhan atau dewa-dewa mereka yang lain. 

Kata "Ar-Rahman" terambil dari "Ar-Rahmah" yang berarti "belas kasihan", yaitu suatu sifat yang menimbulkan perbuatan memberi nikmat dan karunia. 

Jadi kata "Ar-Rahman" itu ialah: Yang berbuat (memberi) nikmat dan karunia yang banyak. 

Kata "Ar-Rahim" juga terambil dari "Ar-Rahmah", dan arti "Rahim" ialah: Orang yang mempunyai sifat belas kasihan, dan sifat itu "tetap" padanya selama-lamanya. 

Maka Ar-Rahman Ar-Rahim (Arrahmanirrahim) itu maksudnya: Tuhan itu telah memberi nikmat yang banyak dengan murah-Nya dan telah melimpahkan karunia yang tidak terhingga, karena Dia adalah bersifat belas kasihan kepada makhluk-Nya, dan oleh karena sifat belas kasihan itu adalah suatu sifat yang tetap pada-Nya maka nikmat dan karunia Allah itu tidak ada putus-putusnya. 

Dengan demikian maka kata-kata "Ar-Rahman" dan "Ar-Rahim" itu kedua-duanya adalah diperlukan dalam susunan ini, karena masing-masing mempunyai arti yang khusus. 

Tegasnya bila seseorang Arab mendengar orang mensifati Allah dengan Ar-Rahman, maka terpahamlah olehnya bahwa Allah itu telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya dengan banyak dan berlimpah-limpah. Tetapi bahwa limpahan nikmat dan karunia yang banyak itu tetap, tidak putus-putus tidak dapat dipahami dari lafaz Ar-Rahman itu saja. Karena itu perlulah diikuti dengan Ar-Rahim, supaya orang mengambil pengertian bahwa limpahan nikmat dan karunia serta kemurahan Allah itu tidak ada putus-putusnya. 

Hikmah membaca basmalah 

Seorang muslim disuruh membaca basmalah di waktu mengerjakan sesuatu pekerjaan yang baik. Yang demikian itu untuk mengingatkan bahwa pekerjaan yang dikerjakannya itu adalah suruhan Allah, atau karena telah diizinkan-Nya. Maka karena Allahlah dia mengerjakan pekerjaan itu dan kepada-Nya dia meminta pertolongan supaya pekerjaan itu terlaksana dengan baik dan berhasil. 

Nabi saw. bersabda: 



كل أمر ذي بال لايبدأ فيه ببسم الله فهو أبتر أي مقطوع الذنب ناقص 

Sesuatu pekerjaan yang penting yang tidak dimulai dengan menyebut nama Allah adalah buntung, yakni tidak ada hasilnya. 



Orang Arab sebelum datang Islam mengerjakan sesuatu pekerjaan adalah dengan menyebut Al-Lata dan Al-`Uzza, yaitu nama-nama berhala mereka. Sebab itu Allah swt. mengajarkan kepada penganut-penganut agama Islam yang telah mengesakan-Nya supaya mereka mengerjakan dengan menyebut nama Allah


Al Fathihah


(Penulisan ayat, sampai dengan tafsir boleh direvisi)
 

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


[2] Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
[3] Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.

 

الحمد

:

مبتدء

رفع

ضمة

اسم مفرد

Pujian

ل

:

حرف جر

للملك

مبني على الكسر


Bagi

الله

:

مجرور باللام

جر

كسرة

اسم مفرد

Alloh

رب

:

صفة لـ"الله"

جر

كسرة

اسم مفرد

Tuhan

العالمين

:

مضاف اليه

جر

ي

(ملحق)   جمع مذكر سالم

Alam semesta


(2)Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,


(Tafsir Al Ibris: KH. Bisri Musthofa)

 Sekabehane pengalembana itu namung kagungane Allah ta'ala dewe. Kang Mengerani lan nguasani 'alam kabeh iki. Ora Ono makhluq kang anduweni pengalem

-----

Tafsir Jalalain:  Syaikh JALALUDDIN AS-SUYUTHI & JALALUDDIN MUHAMMAD IBNU AHMAD AL-MAHALLY

"الْحَمْد لِلَّهِ"

جُمْلَة خَبَرِيَّة قُصِدَ بِهَا الثَّنَاء عَلَى اللَّه بِمَضْمُونِهَا عَلَى أَنَّهُ تَعَالَى مَالِك لِجَمِيعِ الْحَمْد مِنْ الْخَلْق أَوْ مُسْتَحِقّ لِأَنْ يَحْمَدُوهُ وَاَللَّه عَلَم عَلَى الْمَعْبُود بِحَقٍّ .

"رَبّ الْعَالَمِينَ"

أَيْ مَالِك جَمِيع الْخَلْق مِنْ الْإِنْس وَالْجِنّ وَالْمَلَائِكَة وَالدَّوَابّ وَغَيْرهمْ وَكُلّ مِنْهَا يُطْلَق عَلَيْهِ عَالَم يُقَال عَالَم الْإِنْس وَعَالَم الْجِنّ إلَى غَيْر ذَلِك وَغَلَبَ فِي جَمْعه بِالْيَاءِ وَالنُّون أُولِي الْعِلْم عَلَى غَيْرهمْ وَهُوَ مِنْ الْعَلَامَة لِأَنَّهُ عَلَامَة عَلَى مُوجِده .


(Segala puji bagi Allah) Lafal ayat ini merupakan kalimat berita, dimaksud sebagai ungkapan pujian kepada Allah berikut pengertian yang terkandung di dalamnya, yaitu bahwa Allah Taala adalah yang memiliki semua pujian yang diungkapkan oleh semua hamba-Nya. Atau makna yang dimaksud ialah bahwa Allah Taala itu adalah Zat yang harus mereka puji. Lafal Allah merupakan nama bagi Zat yang berhak untuk disembah. 

(Tuhan semesta alam) artinya Allah adalah yang memiliki pujian semua makhluk-Nya, yaitu terdiri dari manusia, jin, malaikat, hewan-hewan melata dan lain-lainnya. Masing-masing mereka disebut alam. Oleh karenanya ada alam manusia, alam jin dan lain sebagainya. Lafal 'al-`aalamiin' merupakan bentuk jamak dari lafal '`aalam', yaitu dengan memakai huruf ya dan huruf nun untuk menekankan makhluk berakal/berilmu atas yang lainnya. Kata 'aalam berasal dari kata `alaamah (tanda) mengingat ia adalah tanda bagi adanya yang menciptakannya.



(Ismail ibn Kathir (Arabic: ابن كثير‎) (1301–1373) was an Islamic scholar and renowned commentator on the Qur’an. Biography His full name is Abu Al-Fida, ‘Imad Ad-Din Isma’il bin ‘Umar bin Kathir Al-Qurashi Al-Busrawi. He was born in 1301 in Busra, Syria (hence Al-Busrawi). He was taught by Shaikh ul-Islam Ibn Taymiyya in Damascus, Syria and Abu al-Hajjaj Al-Mizzi, (d. 1373), Fiqh with Ibn Al Firkah, Hadith with ‘Isa bin Al-Mutim, Ahmed bin Abi-Talib (Ibn Ash-Shahnah) (died in 730AH), Ibn Al-Hajjar (died in 730AH), the Hadith narrator of Ash-Sham (modern day Syria and surrounding areas), Baha Ad-Din Al-Qasim bin Muzaffar bin ‘Asakir (died in 723AH), Ibn Ash-Shirazi, Ishaq bin Yahya Al-Ammuddi, aka ;Afif Ad-Din, the Zahriyyah Shaykh (died in 725AH), and Muhammad bin Zarrad , [1)


(2. Al-Hamd be to Allah, the Lord of all that exists.)

The Meaning of Al-Hamd

Abu Ja`far bin Jarir said, “The meaning of


الْحَمْدُ للَّهِ


(Al-Hamdu Lillah) (all praise and thanks be to Allah) is: all thanks are due purely to Allah, alone, not any of the objects that are being worshipped instead of Him, nor any of His creation. These thanks are due to Allah’s innumerable favors and bounties, that only He knows the amount of. Allah’s bounties include creating the tools that help the creation worship Him, the physical bodies with which they are able to implement His commands, the sustenance that He provides them in this life, and the comfortable life He has granted them, without anything or anyone compelling Him to do so. Allah also warned His creation and alerted them about the means and methods with which they can earn eternal dwelling in the residence of everlasting happiness. All thanks and praise are due to Allah for these favors from beginning to end.” Further, Ibn Jarir commented on the Ayah,


الْحَمْدُ للَّهِ


(Al-Hamdu Lillah), that it means, “A praise that Allah praised Himself with, indicating to His servants that they too should praise Him, as if Allah had said, `Say: All thanks and praise is due to Allah.’ It was said that the statement,


الْحَمْدُ للَّهِ


(All praise and thanks be to Allah), entails praising Allah by mentioning His most beautiful Names and most honorable Attributes. When one proclaims, `All thanks are due to Allah,’ he will be thanking Him for His favors and bounties.”

(The Difference between Praise and Thanks)


Hamd is more general, in that it is a statement of praise for one’s characteristics, or for what he has done. Thanks are given for what was done, not merely for characteristics.


(Al before Hamd encompasses all Types of Thanks and Appreciation for Allah)


The letters Alif and Lam before the word Hamd serve to encompass all types of thanks and appreciation for Allah, the Exalted. A Hadith stated,


«اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كُلُّهُ، وَلَكَ الْمُلْكُ كُلُّهُ، وَبِيَدِكَ الْخَيْرُ كُلُّهُ، وَإِلَيْكَ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ»


(O Allah! All of Al-Hamd is due to You, You own all the ownership, all types of good are in Your Hand and all affairs belong to You.)

The Meaning of Ar-Rabb, the Lord


Ar-Rabb is the owner who has full authority over his property. Ar-Rabb, linguistically means, the master or the one who has the authority to lead. All of these meanings are correct for Allah. When it is alone, the word Rabb is used only for Allah. As for other than Allah, it can be used to say Rabb Ad-Dar, the master of such and such object. Further, it was reported that Ar-Rabb is Allah’s Greatest Name.

The Meaning of Al-`Alamin


Al-`Alamin is plural for `Alam, which encompasses everything in existence except Allah. The word `Alam is itself a plural word, having no singular form. The `Alamin are different creations that exist in the heavens and the earth, on land and at sea. Every generation of creation is called an `Alam. Al-Farra` and Abu `Ubayd said, “`Alam includes all that has a mind, the Jinns, mankind, the angels and the devils, but not the animals.” Also, Zayd bin Aslam and Abu Muhaysin said, `Alam includes all that Allah has created with a soul.” Further, Qatadah said about,


رَبِّ الْعَـلَمِينَ


(The Lord of the `Alamin), “Every type of creation is an `Alam.” Az-Zajjaj also said, “Alam encompasses everything that Allah created, in this life and in the Hereafter.” Al-Qurtubi commented, “This is the correct meaning, that the `Alam encompasses everything that Allah created in both worlds. Similarly, Allah said,


قَالَ فِرْعَوْنُ وَمَا رَبُّ الْعَـلَمِينَ – قَالَ رَبُّ السَّمَـوَتِ وَالاٌّرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَآ إِن كُنتُمْ مُّوقِنِينَ


(Fir`awn (Pharaoh) said: “And what is the Lord of the `Alamin” Musa (Moses) said: “The Lord of the heavens and the earth, and all that is between them, if you seek to be convinced with certainty”) (26:23-24).

Why is the Creation called `Alam


`Alam is derived from `Alamah, that is because it is a sign testifying to the existence of its Creator and to His Oneness.” 



 

(Tafsir Depag:disusun oleh sebuah tim 

yang dibentuk oleh Menteri Agama)

Pada ayat di atas Allah swt. memulai firman-Nya dengan menyebut "Basmalah" untuk mengajarkan kepada hamba-Nya agar memulai sesuatu perbuatan yang baik dengan menyebut basmalah itu, sebagai pernyataan bahwa dia mengerjakan perbuatan itu karena Allah dan kepada-Nyalah dia memohonkan pertolongan dan berkat. Maka pada ayat ini Allah swt. mengajarkan hamba-Nya agar selalu memuji Allah. 
"Al-Hamdu".
الحمد 
Memuji oleh karena sesuatu nikmat yang diberikan oleh yang dipuji atau karena sesuatu sifat keutamaan yang dimiliki-Nya.
Semua nikmat yang telah dirasakan dan didapat di alam ini dari Allah, sebab Dialah yang jadi sumber bagi semua nikmat. Yang mempunyai sifat-sifat kesempurnaan, hanyalah Allah semata. Karena itu Allah sajalah yang berhak dipuji.
Ada manusia dipuji orang berhubung jasanya yang banyak atau akhlak dan budi pekertinya yang luhur, tetapi orang memujinya itu pada hakekatnya memuji Tuhan, dengan disengaja atau tidak karena Allahlah yang jadi pangkal bagi semua yang disebut itu.
Berhubung nikmat Allah yang sangat banyak, dan berhubung sifat-sifat kesempurnaan yang dipunyai oleh Allah, maka sudah selayaknyalah manusia selalu memuji-Nya.
Orang yang menyebut "Alhamdulillah" bukanlah hanya mengakui bahwa puji itu teruntuk bagi Allah semata, bahkan dengan ucapannya itu dia memuji Allah.
Dapat juga seseorang memuji Allah dengan sebutan lain, yaitu: الحمد لله tetapi حمدا لله itulah yang dipakaikan Allah di sini, karena susunan semacam itu mengandung arti tetap, yakni dipahamkan di dalamnya bahwa Allah selamanya dipuji, bukan sewaktu-waktu saja.
رب arti aslinya: "Yang Empunya" (pemilik) di dalamnya terkandung arti: mendidik, yaitu menyampaikan sesuatu kepada keadaannya yang sempurna dengan berangsur-angsur.
"Alamin" artinya "semesta alam", yakni semua jenis alam. Alam itu berjenis-jenis macamnya, yaitu alam tumbuh-tumbuhan, alam binatang, alam manusia, alam benda, alam makhluk yang bertubuh halus umpamanya malaikat, jin dan alam yang lain. Ada ahli tafsir mengkhususkan "Alamin" di ayat ini kepada makhluk-makhluk Allah yang berakal yaitu manusia, malaikat dan jin. Tetapi ini berarti mempersempit arti kata yang sebenarnya amat luas.
Dengan demikian Allah itu Pendidik semesta alam tak ada suatu juga dari makhluk Allah itu terjauh dari didikan-Nya.
Tuhan mendidik makhluk-Nya dengan seluas arti kata itu. Sebagai pendidik, Dia menumbuhkan, menjaga, memberikan daya (tenaga) dan senjata kepada makhluk itu guna kesempurnaan hidupnya masing-masing.
Siapa yang memperhatikan perjalanan bintang-bintang, menyelidiki kehidupan tumbuh-tumbuhan dan binatang di laut dan di darat, mempelajari pertumbuhan manusia sejak dari rahim ibunya, sampai ke masa kanak-kanak lalu menjadi manusia yang sempurna, tahulah dia bahwa tidak ada sesuatu juga dari makhluk Tuhan yang terlepas dari penjagaan, pemeliharaan, asuhan dan inayah-Nya.